IDN Pictures dan gairah industri film Indonesia
Siapa yang suka nonton di
bioskop? Gua adalah salah satu orang yang sangat menyukai nonton film di
bioskop. Walau pun saat ini sudah banyak aplikasi berbayar yang memberikan
layanan untuk menonton film secara online melalui gawai kita tetapi menonton
film di bioskop secara langsung tetap memiliki kepuasan tersendiri.
Bahkan gua memiliki jadwal tetap
untuk mengajak anak-anak menonton film bertema keluarga di bioskop setiap
bulannya. Tidak hanya film keluaran Hollywood tetapi juga film buatan
Indonesia. Jangan salah, film buatan Indonesia saat ini sudah dapat bersaing
dengan film buatan luar loh.
Jika dulunya film Indonesia didominasi film bertemakan horor dengan bumbu sensualitas, maka saat ini dapat kita temui film-film Indonesia dengan genre komedi, drama, keluarga, hingga film laga atau aksi berjejer ditayangkan di bioskop. Banyaknya pilihan tersebut menarik minat para penggemar film untuk melirik karya buatan anak bangsa.
Hal ini dibuktikan dengan jumlah penonton yang selalu meningkat setiap tahunnya, dimulai dari 16 juta penonton pada tahun 2015 hingga mencapai 52 juta penonton pada akhir tahun 2019. Di tahun 2019 saja terdapat 11 film yang berhasil meraih jumlah penonton lebih dari satu juta penonton, yaitu : Yowis Ben 2, Ghost Writer, Orang Kaya Baru, Preman Pensiun, Bumi Manusia, Keluarga Cemara, Kuntilanak 2, My Stupid Boss 2, Dua Garis Biru, Dilan 1991, dan Gundala.
Pencapaian ini tentu saja menjadi berita gembira tidak hanya bagi industri perfilman nasional tetapi juga buat para penggemar film itu sendiri. Munculnya sineas-sineas muda berbakat turut andil memberikan persaingan positif bagi industri film Indonesia sehingga menghasilkan kualitas yang mumpuni.
Salah satu sineas muda itu adalah Fajar Nugros, Head IDN Pictures. Pria kelahiran Yogyakarta 41 tahun yang lalu ini telah berhasil melahirkan film-film yang sukses, sebut saja Yowis Ben 1, Yowis Ben 2, Yowis Ben 3, Cinta Brontosaurus, Refrain, Bajaj Bajuri The Movie, 7/24, Me & You vs The World, 9 Summers 10 Autumns, Jakarta Undercover, dan masih banyak lagi lainnya.
![]() |
Susanti Dewi dan Fajar Nugros |
Bersama dengan Susanti Dewi
(produser), Head IDN Pictures, ia telah mendirikan sebuah perusahaan film
independen bernama Demi Istri Production sejak tahun 2011 lalu. Tidak puas dengan apa yang sudah berhasil mereka dapatkan saat ini, Nugros dan Santi pun ingin mengembangkan perusahaan filmnya tersebut guna mewujudkan impian yang lebih besar.
Proses terbentuknya IDN Pictures.
Mengembangkan perusahaan tentu saja bukanlah hal yang mudah, banyak kendala yang dihadapi dalam prosesnya. Kesamaan visi dan misi menjadi salah satu faktor penting bagi Nugros dan Santi untuk memilih calon investor yang tepat agar roda perusahaan pun dapat berjalan lancar.
Walau pun saat ini dunia perfilman Indonesia mengalami kondisi yang buruk seiring dengan pandemik yang melanda di seluruh dunia tetapi gua yakin para insan perfilman Indonesia masih dapat menghasilkan karya-karya kreatif meski banyak rintangan yang menghadang.
Nah kita tunggu saja deh,
bagaimana hasil produksi dari IDN Pictures. Semoga hadirnya IDN Pictures bisa
menambah kaya pilihan film Indonesia yang berkualitas. Ayo kita dukung industri
film Indonesia!